narasibulanmerah.wordpress.com
Requiem: Seandainya Kau Menjadi Lelakimu yang Mati Tadi Pagi | narasi bulan merah
https://narasibulanmerah.wordpress.com/2015/07/10/requiem-seandainya-kau-menjadi-lelakimu-yang-mati-tadi-pagi
Kontemplasi Perihal Hujan Api di Penghujung Juli (i). Horizon Nol →. Requiem: Seandainya Kau Menjadi Lelakimu yang Mati Tadi Pagi. July 10, 2015. Malam telah selesai. Di kota ini, ia pulang bersama lelakimu. Ia meninggalkan jejak di beranda pagimu; tangis yang tak pernah mampu bertanya kepada air mata tentang mengapa atau siapa. Yang aku tahu, pagi ini langitmu adalah kelabu yang pekat. Pagi ini, aku menyapa senyum yang dibalut isak. Maka bunuhlah aku, sebelum aku membunuh keinginanmu. You are commenting...
narasibulanmerah.wordpress.com
Kontemplasi Perihal Hujan Api di Penghujung Juli (i) | narasi bulan merah
https://narasibulanmerah.wordpress.com/2015/07/09/kontemplasi-perihal-hujan-api-di-penghujung-juli-i
Narasi 1/12] Kelahiran Bumi. Requiem: Seandainya Kau Menjadi Lelakimu yang Mati Tadi Pagi →. Kontemplasi Perihal Hujan Api di Penghujung Juli (i). July 9, 2015. Aku ingat bagaimana caramu menertawakan kesepianku, yang berdiam pada sajakmu yang aku rasa paling magis; sajak yang dulu pernah luput aku baca; sajak yang menenggelamkan ingatanku; sajak yang aku pikir sempat menuntaskan perih di dadaku. Solo, 10 Juli 2015 (01:13). Leave a Reply Cancel reply. Enter your comment here. Address never made public).
narasibulanmerah.wordpress.com
Gilang Perdana | narasi bulan merah
https://narasibulanmerah.wordpress.com/author/narasibulanmerah
Author Archives: Gilang Perdana. November 27, 2015. 8220;Sudah begitu lama aku menanti kepulanganmu, kekasih.”. Yang kesepian, yang akar-akarnya menawan kebisuan kita, yang rimbun dedaunannya tak pernah bisa menafsirkan mimpi-mimpi, juga ketakutanku sendiri. 8220;Di tempat ini, di tempat aku menjatuhkan hati kepadamu, sunyi telah begitu fasih melagukan sendu melankoliaku.”. Akan aku patahan Eka Pratnivrataa. 8220;Tak perlu terburu sayang. Kita di sini saja, menikmati indah lautan merah di atas Alengka.
narasibulanmerah.wordpress.com
Melukis Bianglala | narasi bulan merah
https://narasibulanmerah.wordpress.com/2015/07/13/melukis-bianglala
Sajak Melankolia →. July 13, 2015. Di bawah atap bianglala, dari atas sini, pada malam yang gigil itu kita adalah sepasang diorama manusia yang terseret arus waktu. Pelukan kita menyembuhkan rindu yang terluka, sedangkan mata kita yang saling tatap bercerita tentang apa saja; tanpa suara, dengan bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh sepi. Sebab aku dan kau tak ingin menyisakan kenangan. Sejak kau lukis bianglala kita, rindu semakin keras bersuara. Solo, 14 Juli 2015 (02:17). Leave a Reply Cancel reply.
narasibulanmerah.wordpress.com
Sajak Melankolia | narasi bulan merah
https://narasibulanmerah.wordpress.com/2015/07/14/sajak-melankolia
Biografi Virga →. July 14, 2015. Malam itu ingin kuhentikan waktu: Aku tak akan menahan jatuh gerimis, kau tahu aku tak mampu. Kubiarkan hujan membasahi melankolia bisu di akhir musim penantian – yang memenjarakan pertemuan, membelokkan sunyi; pada pagutan rindu, juga debar dada – menuju dunia tanpa bahasa; pelukan kita, di sela-sela resah yang menari bersama waktu. 8221; Aku ingin sekujur terang datang sebelum pagi. Sebab angan bertambah bebal, menghimpun rasa yang kian nganga mengurai lara kita; ya...
narasibulanmerah.wordpress.com
narasi bulan merah | titik triangulasi mana lagi yang harus aku sapa? sebab rinduku kepadamu masih puncak paling tinggi yang tak mampu dijejak langkah kaki | Page 2
https://narasibulanmerah.wordpress.com/page/2
Newer posts →. May 19, 2015. Kabut tak jadi datang ke atas bukit. Riuh pesta pora hujan semalam mengusir ketakutan di wajah para peziarah. Bersama mereka aku ikut menguburkan lelah, menggali tanah basah yang akan menjadi liang pemakamanmu. Kelak aku adalah kesepian yang akan menemanimu;. Dingin yang setia memeluk tubuhmu. Teman bicara ketika tak ada lagi mereka yang menyapamu. Sungguh aku ingin mengabarkan kepadamu;. Perihal tanya yang menyisakan luka di sepanjang usia. Sebab aku akan terus hidup di sana.
narasibulanmerah.wordpress.com
Biografi Virga | narasi bulan merah
https://narasibulanmerah.wordpress.com/2015/10/15/biografi-virga
October 15, 2015. Ada yang luput ditangkap mata; seperti serat-serat halus nyawa, seperti serakan kata-kata yang kau anggap puisi. Kau akan begitu saja pulang, berpamitan sembunyi-sembunyi hanya dengan saling bersitatap, tanpa sempat mengucap sepatah kata pisah. seperti kemarau yang menghangatkan oktober; kita, atau mungkin hanya aku saja. –. Di sana ada bibirku yang tak sanggup menyamarkan gurat rindu, juga air matamu yang ragu-ragu. Solo, 16 Oktober 2015 (05:21). Leave a Reply Cancel reply. There was a...
narasibulanmerah.wordpress.com
Horizon Nol | narasi bulan merah
https://narasibulanmerah.wordpress.com/2015/07/12/horizon-nol
Requiem: Seandainya Kau Menjadi Lelakimu yang Mati Tadi Pagi. July 12, 2015. So open your eyes and see. The way our horizons meet. And all of the lights will lead. Into the night with me. And I know these scars will bleed. But both of our hearts believe. All of these stars will guide us home. Dulu, dulu sekali, ketika kita masih berada di bawah langit yang sama, kau pikir kenapa Tuhan mempertemukan kita? 1,199 more words. Leave a Reply Cancel reply. Enter your comment here. Address never made public).
duniatanpakacamata.wordpress.com
Invitasi Pernikahan – duniatanpakacamata
https://duniatanpakacamata.wordpress.com/undangan-pernikahan
8230;Tuhan yang menjalin cerita kehidupan. Begitu juga dengan pertemuan dua anak manusia…. 8220;Kudapati saat pertemuan di suatu waktu dan tempat begitu berarti. Dengan gadis kecil berkacamata, yang menyertakan nada pada suara, yang menjadikan kisah pada kebersamaan, yang menyalakan api pada hasrat, yang membubuhi rindu pada jarak, dan yang meniadakan sepi dalam penantian. Kemudian kumengerti, yang menjadikan kehidupan lebih baik akan dimulai dari kebersamaan dengan dia.”. SUKOHARJO, 23 JUNI 2013. Oya, B...
SOCIAL ENGAGEMENT